Solo - Menjadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera adalah suatu kebanggaan tersendiri. Itulah yang dirasakan Viviantika Indriarini, siswi kelas XI Akuntansi I SMK Batik 2 Solo. Ia menjadi satu-satunya wakil sekolahnya untuk bergabung dalam pasukan 45. Cerita membanggakan itu berawal dari ketika ia dipilih menjadi salah satu wakil sekolah untuk mengikuti seleksi Paskibraka Kota Surakarta. Segala pelatihan kedisiplinan, tes pengetahuan, seleksi fisik, sampai masa karantina ia jalani dengan sungguh-sungguh sehingga gadis kelahiran 26 April 1994 ini dapat memenuhi segala persyaratan dan lolos seleksi. Tak heran apabila masalah fisik ia menjadi jagonya, setiap hari ia menempuh perjalanan berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki.
Semangat kesederhanaan, mental disiplin, dan pantang menyerah adalah prinsip hidupnya. Dari hal-hal positif itulah, bungsu dari dua bersaudara itu dapat mengasah berbagai bakat yang dimilikinya. Ia menekuni beberapa bidang olahraga seperti renang dan lari. Kemampuannya dalam bidang olah raga ini diturunkan dari ayahnya yang adalah seorang atlet renang. Tetapi tidak hanya dalam olahraga saja, dalam hal menari pun ia juga piawai. Sejak SD ia telah belajar menari dan beberapa kali unjuk kebolehannya di atas panggung pentas. Di sekolahnya saat ini, ia aktif dalam berbagai kegiatan seperti pramuka dan OSIS. Dalam waktu yang tidak lama lagi ia akan dilantik menjadi ketua OSIS.
Segala kelebihan-kelebihan yang diraihnya tersebut tidak lepas dari peran sang nenek yang telah merawatnya sejak kecil. Sang nenek adalah teladannya. Dari sang nenek pulalah ia mencontoh ketegaran dan kesabaran dalam menghadapi hidup. Saat ini, ia memang tinggal di Mutihan bersama neneknya.
Ayahnya telah meninggal dan ibunya tidak diketahui keberadaannya sejak ia duduk di kelas 6 SD. Namun, karena tidak mudah patah semangat, ia tetap ingin maju dan berkarya untuk dapat membahagiakan orang tua dan menjadi bemanfaat bagi teman-temannya serta untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang polwan yang telah lama diimpikannya. “Saya tetap berharap suatu saat nanti akan dapat bertemu dan tinggal dengan ibu lagi. Maka dari itu saya mempersiapkannya sejak sekarang dengan memaksimalkan apa yang saya mampu untuk kebanggaan ibu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
sumber = http://pendidikan.timlo.net/baca/4549/ingin-tinggal-sama-ibu-lagi