Jumat, 15 Oktober 2010

Punk Rock Jalanan: Sebuah Gerakan Anti Kemapanan

Ilustrasi: ist.

MEMPERHATIKAN fenomena sosial merupakan sebuah kenikmatan tersendiri bagi saya. Apalagi fenomena tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita. Baik itu ketika saya berstatus sebagai pelajar, masyarakat biasa, ataupun kelak ketika saya menjadi pemimpin bangsa.

Gejala-gejala sosial yang sering kali terjadi di lingkungan kita patut mendapatkan sebuah perhatian khusus. Apakah itu menyangkut nilai dan norma masyarakat, konsensus masyarakat kekinian, ataupun gejala sosial yang berhubungan dengan perkembangan zaman yang berdampak pada perilaku sosial kita. Yang jelas, bagi kita yang konon dikatakan sebagai makhluk sosial haruslah memperoleh sebuah i'tibar, sebuah pelajaran terkait kontemplasi sosial yang kita dapatkan.

Banyak sekali produk kontemplasi yang saya dapatkan. umumnya kontemplasi tersebut merupakan perenungan jati diri saya sebagai civil societas. Mulai dari refleksi sosial tentang pengemis, gelandangan, anak jalanan, sampai dengan fenomena kasus asusila selebritis. Itu semua merupakan pelajaran yang harus didapatkan bagi kita sebagai insan sosial, kita jadikan semua fenomena yang terjadi sebagai glass-self atau cermin untuk mengukur kepedulian diri kita, sebagai bangsa indonesia, sebagai masyarakat sosial, sebagai masyarakat politik dan terlebih sebagai kaum muslim yang senantiasa harus mengedepankan konsepsi muamalah dalam mengarungi kehidupan ini.

Kali ini saya ingin berbagai refleksi sosial saya mengenai gerakan anti kemapanan hidup. Bolehlah saya katakan Nietzhe seorang filosof Jerman ia terkenal dengan gerakan amorpatinya, gerakan anti kemapanan bagi diri. Senantiasa mengkritik kekuasaan, kehidupan, dan keyakinan manusia. Ia tak pernah sekalipun merasa puas dengan kehidupan. Maka dari itu, baginya dunia tidaklah sebesar daun kelor. Ia hadir untuk mengkritik para pemelihara kehidupan yang lalai dengan kemapanan yang telah dicapai. Begitulah...

Dan kini, saya menemukan sebuah gerakan anti kemapanan. Sebuah gerakan yang seringkali mendapat torehan citra negatif bagi orang disekitarnya, namun tak jarang pula banyak orang yang mengagumi gerakan anti kemapanan tersebut. ya... Punk Rock Jalanan. Bagi saya, perkembangan komunitas Punk Rock jalanan di Indonesia merupakan sebuah bukti konkret bahwasanya para elit kuasa di negara kita enggan untuk sesekali memperhatikan kondisi sekitar. Mereka senantiasa menyibukkan dirinya untuk mengatur siasat licik supaya kekuasaan yang telah ia capai bisa langgeng, kekal, abadi sampai kapanpun. Sampai ia bosan untuk mendudukinya lagi. Artinya mereka pro status quo. Mereka enggan sesekali memperhatikan kondisi para penerus bangsa yang saban hari semakin mengkhawatirkan. Gerakan anti kemapanan komunitas Punk Rock jalanan merupakan gerakan positif untuk mengatur lajur kebebasan hidup yang diusung para penguasa. Di dalamnya terdapat sebuah jiwa kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Di dalam gerakan itu pula terkandung makna kebersamaan yang terbalut dalam ikatan emosional solidaritas hidup yang tinggi. Dan gerakan ini, secara sosial-kemasyarakatan merupakan gerakan yang patut menjadi teladan bagi kita, sebagai bangsa majemuk, sebagai bangsa beragam, dan sebagai umat Islam yang mencintai konsep silaturahmi dalam menjalin ukhuwah diri.

Kalau kita kaitkan gerakan sosial tersebut dengan konsep keIslaman, maka saya menemukan sebuah intisari kehidupan yang didalam pedoman suci Al-qur'an begitu jelas disebutkan. Sebuah konsep hidup kebersamaan yang menjadi tolok ukur keimanan sosial seorang muslim. Sebut saja misalnya ayat yang menerangkan tentang taawun (gerakan sosial tolong-menolong), bukankah Islam mengajarkan kepada kita semua untuk saling menolong terhadap sesama. Terlepas dari apakah ia muslim atau tidak. Yang jelas Allah menitahkan kita untuk saling menolong kapan pun dan di mana pun kita berada. Ini menunjukan betapa besar kapasitas kesalehan sosial yang harus kita capai dalam hidup kita, dan betapa besar pula Tuhan memperhatikan sosial kemasyarakatan kita. Begitupun dengan Punk Rock Jalanan, mereka senantiasa menjunjung tinggi kebersamaan, memegang erat persatuan, dan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Sebagai muslim, tidakkah kita malu?

Banyak di antara kita yang lantas lebih mementingkan kepentingan personal kita, lebih memprioritaskan egoisme kita demi mencapai apa yang kita inginkan. Tak peduli apakah teman atau kawan di sekitar kita menderita ataukah teraniaya. Yang penting kita senang.

Dan satu hal lagi, komunitas Punk Rock jalanan mengukuhkan dirinya sebagai pengkritik sosial yang enggan memapankan setiap kenikmatan dunia yang sesaat. Bagi mereka, penderitaaan bersama adalah sebuah kenikmatan agung dibanding kenikmatan personal. Dan kita, sebagai penikmat mereka, sudah sepantasnya merasa malu atas sikap individualitas yang kita miliki. Sudah sepatutnya kita mencerca diri kita atas keegoisan yang kita miliki. Dan tak sedikitpun kita berhak untuk mencaci apalagi mencap mereka sebagai gerakan kebodohan. Sebab, justru sikap egois kita lah yang menutup mata batin kita dengan segala kemapanan yang kita miliki. Mereka adalah pejuang, pahlawan jalanan, pengkritik kebebasan, dan penjunjung makna anti kemapanan yang tertinggi....

JAYALAH PUNK ROCK JALANAN ......

sudmber = http://kampus.okezone.com/read/2010/10/14/95/382402/punk-rock-jalanan-sebuah-gerakan-anti-kemapanan Jangan hanya baca!, komen Anda sangat berarti bagi kami.Tks